Bentara. Pemasangan Alat Pelindung Diri (APD) secara simbolis oleh Direktur Produksi Pupuk Kaltim Bagya Sugihartana, tandai dimulainya Turn Around (TA) Pabrik 2 Pupuk Kaltim, yang dirangkai pernyataan komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Commitment) seluruh peserta TA, diikuti jajaran manajemen Pupuk Kaltim di area Pabrik 2 pada 17 Desember 2019.

TA merupakan perawatan berkala perangkat pabrik seperti pemeriksaan hingga perbaikan, sehingga perangkat pabrik yang beroperasi 24 jam mampu berjalan dengan tingkat keandalan optimal. Kegiatan ini rutin digelar Pupuk Kaltim dalam mendukung kinerja maksimal, dengan sumber daya khusus di luar kebutuhan pabrik saat normal operasi.

“Kami mengimbau seluruh peserta TA mengutamakan K3, karena itu merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujar Bagya dalam sambutannya.

Para peserta TA diminta memperhatikan kondisi lapangan di seluruh aktivitas pekerjaan, dengan mengutamakan pengendalian risiko K3 sebagai wujud kepatuhan terhadap perundang-undangan dan K3 Perusahaan.

“Target TA Pabrik 2 tahun ini Very Good, tidak ada fatality dan nihil kecelakaan yang mengakibatkan gugur jam kerja, atau kasus kecelakaan yang mengakibatkan medical treatment,” lanjut Bagya.

Guna mencapai hal tersebut, Bagya mengimbau seluruh pihak yang terlibat mengantisipasi berbagai potensi yang dapat mengakibatkan kecelakaan, utamanya terhadap kajian serta pengendalian aspek keselamatan kerja dan lingkungan hidup yang merujuk pada sejumlah persoalan, seperti masih sering terjadinya gangguan pabrik pasca TA, kurangnya konsistensi dalam mencegah timbulnya kondisi tidak aman bagi pekerja, serta kualitas pekerjaan yang masih perlu ditingkatkan.

Guna mendukung hal itu, komitmen pelaksanaan TA penting dipahami peserta, diantaranya tidak membawa dan menggunakan handphone serta peralatan elektronik lainnya di area proses, tidak ada pekerjaan tanpa izin kerja, tidak merokok di area proses, penggunaan body harness di ketinggian, keharusan izin K3 pada pekerjaan di ruang terbatas, serta setiap insiden dan near miss harus dilaporkan.

Peserta TA juga tidak diperkenankan berada di bawah area pengangkatan tanpa prosedur, melakukan checklist persiapan (pre start up and safety review) dan wajib safety talk jelang pelaksanaan pekerjaan. Selain itu akses scaffolding yang terpasang juga harus sesuai standar. “Seluruh peserta TA diharapkan dapat bekerja aman dan terhindar dari penyakit pasca TA,” pungkas Bagya. (*)