Bentara. Musik tingkilan tradisional Kutai yang dibawakan apik Sanggar Tunas Mekar Dua Serangkai Kelurahan Guntung, membuka malam Apresiasi Seni dalam rangka memeriahkan HUT Ke-42 Pupuk Kaltim, di Panggung Pujasera Koperasi Karyawan Pupuk Kaltim pada 19 Desember 2019.

Kegiatan berlangsung selama 3 hari, menampilkan berbagai kreasi mulai seni tari dan musik tradisional hingga modern. Panggung apresiasi seni yang sekaligus memberikan hiburan kepada pengunjung pujasera dimulai jam 20.00 hingga 22.00 Wita.

“Hari pertama mengangkat seni tradisional, diisi musik tingkilan kutai dan tari jepen dari kelompok seni Guntung serta campur sari binaan Pupuk Kaltim,” kata koordinator kegiatan Rudy Prambudi.

Hari kedua dan ketiga akan diisi sejumlah grup band lokal Bontang berbagai genre dengan maksimal 5 lagu bagi setiap band. Peserta berdasarkan pendaftaran yang masuk ke panitia, diantaranya Flexa, Evencio Band, Slowmotion, Dewa 20, Amurea Band, The Roads dan Just Plus.

“Kami harap kegiatan ini bisa memberi hiburan tersendiri bagi pengunjung Pujasera Kopkar Pupuk Kaltim,” tambah Rudy.

Mewakili Manajemen Perusahaan, Manager Humas Pupuk Kaltim Wahyudi mengatakan selain memeriahkan HUT Pupuk Kaltim, agenda rutin tahunan ini juga untuk mewadahi para pecinta seni di Kota Bontang yang diharap terus tumbuh dan berkembang, utamanya seni tradisional, bisa tetap eksis di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi masa kini dan generasi muda sebagai penerus diharap memiliki kecintaan terhadap budaya daerah.

“Dengan adanya wadah seperti ini, generasi muda bisa lebih mencintai budaya dan kesenian tradisional, sehingga kekayaan budaya yang dimiliki bisa terus dilestarikan,” ucap Wahyudi.

Kegiatan ini mendapat apresiasi Pembina Sanggar Tunas Mekar Dua Serangkai Kelurahan Guntung Burhan Juhar. Wadah kreasi ini menunjukkan perhatian serta kepedulian
Pupuk Kaltim terhadap perkembangan seni dan budaya lokal Bontang, khususnya seni tradisional Kutai. Apalagi Pupuk Kaltim juga membina Sanggar Tunas Mekar Dua Serangkai sejak beberapa tahun terakhir, sehingga kecintaan masyarakat terhadap budaya asli Kutai makin hari terus tumbuh, mulai anak-anak hingga dewasa.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, khususnya mendorong semangat generasi muda untuk terus mencintai musik dan kesenian tradisional, sehingga budaya lokal kita bisa terus eksis dan tidak tergerus perkembangan zaman,” ujar Burhan.

Dirinya berharap malam apresiasi seni dapat terus dipertahankan Pupuk Kaltim setiap tahun, agar pelaku dan pecinta seni bisa lebih terfasilitasi untuk mengenalkan keragaman budaya yang ada di Kota Bontang.

“Apalagi masyarakat Bontang terdiri dari berbagai suku dan budaya yang jelas memiliki kekayaan seni berbeda. Kegiatan ini bisa menjadi ajang promosi agar lebih dikenal masyarakat,” pungkas Burhan. (*)