Bentara. Menindaklanjuti nota kesepahaman dan sinergi antar BUMN yang tertuang pada Memorandum of Understanding (MoU) di Kementerian BUMN, PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) kunjungi Pupuk Kaltim untuk mengindentifikasi seluruh potensi kerjasama yang dapat memberi benefit bagi kedua perusahaan.

Kedatangan perwakilan Perusahaan yang bergerak di bidang pemanfaatan teknologi berbasis nuklir tersebut, diterima GM Teknologi Pupuk Kaltim M. Arief Rusdi, bersama Manajemen Perusahaan di Ruang Rajawali Kantor Pusat Pupuk Kaltim pada 1 Juli 2019.

Diharap Arief Rusdi, dari pertemuan ini seluruh potensi kerjasama dapat terindetifikasi dengan baik, agar benefit yang diharapkan terealisasi sesuai target. Apalagi Pupuk Kaltim butuh penanganan sejumlah kendala yang tengah dihadapi, khususnya bidang NPK dengan solusi yang diharap bisa ditindaklanjuti melalui kerjasama ini.

“Harapannya, benefit bagi Pupuk Kaltim dan Inuki bisa tercapai melalui sinergi yang terjalin dengan adanya kerjasama ini,” kata Arief Rusdi.

Sementara Direktur Produksi Inuki Bunjamin Noor, mengatakan kunjungan ini sekaligus menyampaikan sejumlah analisa dan temuan Inuki di Pupuk Kaltim, dengan membentuk sejumlah tim untuk membantu kelancaran proses produksi Perusahan. Secara garis besar, ada 6 pokok kerjasama yang bisa dilaksanakan berdasar kajian teknis Inuki, diidentifikasi melalui pengelompokan lingkup jasa yang dikerjasamakan, diantaranya pengadaan alat inspeksi dan alat ukur pada proses produksi dan laboratorium, pengadaan alat analisa produk dalam proses, sistem stock opname urea curah dan NPK curah, jasa survei (supervisi) dan jasa training (knowledge sharing).

Terkait alat inspeksi dan alat ukur, Inuki menyediakan jasa pemeriksaan sambungan las dengan menyediakan kamera dan isotop, pemeriksaan kebocoran pada cube dan pipa dalam tanah menggunakan color radiografi, pemeriksaan kerak dalam cube dan pipa, serta pemeriksaan integritas struktur internal dalam proses.

“Kita juga akan identifikasi pengadaan alat ukur, untuk pengukuran kedalaman cairan bagi amoniak menggunakan radar, dilengkapi dengan temperatur sensor,” papar Bunjamin Noor.

Selanjutnya Inuki juga melakukan pengukuran besarnya aliran massa urea curah agar diketahui secara langsung, serta penentuan kecepatan aliran fluida. Terkait pengadaan alat laboratorium untuk pengendalian kualitas, bisa menyangkut pengadaan batubara dengan kualitas serta kuantitas yang dapat dikendalikan.

“Begitu juga untuk bahan bakar lain dan bahan baku pupuk NPK, hingga produksi dan pengapalan urea NPK dan Amoniak juga bisa dikerjasamakan,” tambah Bunjamin Noor. (*)