Bentara. Kementerian Perindustrian RI bersama Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat dan perwakilan tokoh masyarakat setempat, menggelar kunjungan kerja ke Pupuk Kaltim dalam rangka mempelajari pengembangan dan pengelolaan kawasan industri milik Perusahaan sebagai salah satu objek vital nasional. Rombongan diterima Direktur SDM dan Umum Pupuk Kaltim Meizar Effendi, didampingi jajaran Manajemen Perusahaan di Ruang Pirus Hotel Grand Equator pada 16 Desember 2019.
Kunjungan ini didasari rencana pengembangan kawasan industri Teluk Bintuni di wilayah Sumuri, sebagai salah satu proyek strategis nasional di timur Indonesia, dikuatkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Staf Khusus Bupati Teluk Bintuni Wym Fimbay, berharap melalui kunjungan ini pihaknya bisa memperoleh gambaran pengembangan kawasan industri Pupuk Kaltim, yang kini turut ditempati berbagai perusahaan berskala internasional. Rujukan tersebut akan menjadi acuan rencana pembangunan kawasan industri Teluk Bintuni, apalagi nilai investasi yang terbilang besar butuh kesiapan masyarakat dan pemerintah untuk pengelolaannya.
“Makanya kami datang untuk mengetahui seperti apa pengembangan kawasan industri oleh Pupuk Kaltim selama ini. Karena investasi yang sangat besar, kami pun hati-hati agar tidak ada kendala dalam perjalanannya,” ujar Wym Fimbay.
Selain itu, perwakilan masyarakat yang turut pada rombongan ini juga diharap bisa mendapat gambaran utuh pengelolaan industri yang berdampingan dengan pemukiman,baik dari sisi potensi maupun dampak yang ditimbulkan aktivitas industri terhadap pemukiman masyarakat serta lingkungan sekitar. Hal ini mengingat persiapan pematangan lahan kawasan Sumuri yang mencapai 50 hektare, merupakan area yang berdampingan dengan pemukiman masyarakat adat dari beberapa suku.
“Kami melihat Pupuk Kaltim sejak awal merintis telah berdampingan dengan masyarakat, bagaimana komitmen dan pemberdayaan maupun antisipasi dampak lingkungan dari kawasan industri yang ada, itu juga ingin kami pelajari,” tambah Wym Fimbay.
Kasubdit Industri Kimia Anorganik Kementerian Perindustrian Tri Ligayanti, menjelaskan kawasan industri Teluk Bintuni merupakan pengembangan industri petrokimia yang berjalan sejak 2017, sebagai salah satu proyek strategis nasional. Pengembangan kawasan dilakukan melalui sistem Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Begitu pula dengan total lahan secara keseluruhan, disiapkan seluas 2.100 hektare oleh Pemerintah Daerah.
“Dari rencana tersebut, penting bagi kami untuk belajar ke Pupuk Kaltim yang telah lebih dulu mengembangkannya (kawasan industri), disamping mengantisipasi kekhawatiran masyarakat akan dampak lingkungan dari aktivitas industri,” papar Tri Ligayanti.
Direktur SDM dan Umum Pupuk Kaltim Meizar Effendi menyambut positif upaya pengembangan kawasan industri Teluk Bintuni oleh Kementerian Perindustrian RI, apalagi Pupuk Indonesia Grup juga berpartisipasi dalam pengembangan proyek strategis nasional tersebut. Dikatakan Meizar, secara umum pengelolaan kawasan industry Pupuk Kaltim merupakan tugas PT Kaltim Industrial Estate (KIE), selaku anak perusahaan yang dipercaya untuk pengembangannya.
“Selain area pabrik, kawasan industri Pupuk Kaltim juga diisi beberapa anak perusahaan serta Joint Venture Company (JVC), seperti PT Kaltim Parna Industri (KPI) dan PT Kaltim Methanol Indonesia (KMI), yang memproduksi amoniak dan methanol,” ucap Meizar.
Terkait dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar perusahaan, Pupuk Kaltim lanjut Meizar, senantiasa mengedepankan proses produksi ramah lingkungan serta mempertahankan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat dengan berbagai upaya. Melalui sinergi aktif antara Perusahaan dengan Pemerintah Kota dan masyarakat Bontang, kekhawatiran adanya dampak negatif dari aktivitas industri terus ditekan seminimal mungkin.
Perhatian melalui program CSR dan CSV pun dilakukan Pupuk Kaltim di berbagai bidang, sekaligus mengajak masyarakat mengelola lingkungan secara bijak. Hal itu juga menjadi landasan Pupuk Kaltim untuk terus memperhatikan aspek lingkungan serta kesehatan masyarakat sekitar.
“Kita bisa tunjukkan sejumlah upaya Pupuk Kaltim terhadap pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Sinergi yang terjalin menciptakan harmonisasi antara Perusahaan dengan masyarakat. Saya rasa itu juga akan jadi perhatian utama perusahaan yang ada di kawasan industri Teluk Bintuni nantinya,” pungkas Meizar.
Guna memberi gambaran utuh pengelolaan kawasan industri Pupuk Kaltim, perwakilan PT KIE memaparkan berbagai rencana dan kiat strategis yang dijalankan perusahaan mulai awal pembentukan. Dilanjutkan presentasi PT KPI dan KMI terkait jenis usaha yang diproduksi. (*)