Bentara. Potensi Lalat Tentara Hitam (Black Soldier Fly) yang mulai marak dikembangkan untuk mengurai sampah sekaligus menekan bakteri limbah organik, turut dilirik Pupuk Kaltim dengan mengenalkan inovasi tersebut kepada mitra binaan dan mitra kerja Perusahaan, bekerjasama dengan Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kegiatan ini merupakan tindaklanjut kerjasama Pupuk Kaltim dengan SITH ITB dalam satu tahun terakhir, terkait pengembangan inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

Manager Riset Terapan Pupuk Kaltim Sulastri, mengatakan potensi black soldier fly bisa dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan sampah, karena lalat jenis ini mampu membersihkan limbah organik yang bertumpuk dan mengurai sampah tanpa bau.

Hasil penguraian limbah dapat dimanfaatkan menjadi pupuk maupun pakan ternak dengan nilai ekonomis tinggi. Inovasi ini yang ingin ditularkan Pupuk Kaltim kepada masyarakat, sehingga tingginya jumlah sampah yang ada di Bontang bisa lebih ditekan, sekaligus memberi nilai tambah dengan pemanfaatan lalat tentara hitam.

“Semoga apa yang disampaikan bisa diserap, sehingga masalah lingkungan bisa teratasi dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” kata Sulastri, saat membuka pelatihan Black Soldier Fly di Learning Center Hotel Grand Equator pada 17 Juli 2019.

Dekan SITH ITB I Nyoman Pugeg Aryantha, selaku narasumber mengatakan pemanfaatan lalat tentara hitam sebagai upaya mengantisipasi dampak lingkungan dari penerapan teknologi pertanian masa kini. Dimana banyaknya unsur kimia yang terkandung dalam produk pertanian, sepatutnya bisa dikurangi dengan pemanfaatan potensi mikroba yang lebih alami. Contohnya penggunaan pestisida yang berlebih akan berdampak kurang baik terhadap lingkungan. Guna mendorong kesadaran masyarakat, SITH ITB bersama Pupuk Kaltim mencoba mengoptimalkan kembali potensi alam, karena tanaman sangat erat dengan aspek mikroba dan materi-materi terkait dengan kehidupan.

“Salah satu siklus kehidupan dimainkan oleh serangga, dalam hal ini lalat tentara hitam. Topik ini sangat pesat perkembangannya sebagai salah satu solusi yang berkaitan dengan integrasi dunia lingkungan pengolahan sampah organik dan pemanfaatan lain seperti pupuk hayati,” papar I Nyoman Pugeg.

Menurut dia, lalat tentara hitam juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi peternakan karena akan menjadi salah satu alternatif pengembangan budidaya tanaman yang efektif secara organik. “Makanya pelatihan ini dihadirkan agar kita bisa mengenal lebih dalam tentang lalat tentara hitam,” pungkas I Nyoman Pugeg.

Hadir mengikuti pelatihan, mitra binaan Pupuk Kaltim dari kelompok usaha Kompos Mekar Sari Kelurahan Guntung, serta perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang.
Tak hanya dibekali materi, para peserta dikenalkan langsung lalat tentara hitam di Insektarium Koperasi Karyawan Pupuk Kaltim, sekaligus tata cara pemanfaatan potensi yang bisa dilakukan dalam mengurai sampah organik serta pemanfaatan lainnya. (*)