Bentara. Optimalkan tata kelola SDM dan kesekretariatan dalam mendukung pengembangan bisnis Perusahaan, PT Rekayasa Industri (Rekind) gelar benchmark ke Pupuk Kaltim. Rombongan diterima Direktur SDM dan Umum Pupuk Kaltim Meizar Effendi bersama Manajemen, di Ruang Rajawali Kantor Pusat Pupuk Kaltim pada 16 Juli 2019.
Direktur SDM dan Pengembangan Usaha Rekayasa Industri Triyani Utami Ningsih, mengatakan dipilihnya Pupuk Kaltim sebagai tujuan belajar melihat berbagai capaian yang berhasil diterapkan Perusahaan, khususnya memaksimalkan potensi dan kinerja karyawan dengan performa terbaik dibanding anak usaha Pupuk Indonesia lainnya.
“Kami menilai Pupuk Kaltim yang terbaik, makanya kami datang untuk belajar tata kelola SDM dan Kesekretariatan sebagai rujukan bagi Rekayasa Industri,” ujar Triyani Utami.
Dijelaskannya, karyawan Rekind terdiri dari organik dan perbantuan. “Perlu langkah konkrit dan signifikan dalam memaksimalkan potensi serta SDM yang ada di Rekind saat ini,” lanjut Triyani. Pengembangan bisnis Rekind di luar main project bidang Engineering Procurement and Construction (EPC), diantaranya menyasar sektor investasi. Sektor tersebut dinilai efektif untuk dikembangkan di tengah project EPC yang naik-turun.
“Selain prospek bisnis, kami juga mendorong perkembangan perkebunan sawit yang juga akan mengarah ke kerjasama pupuk nantinya,” tutur Triyani Utami.
Meizar Effendi menyambut positif benchmark Rekayasa Industri dan berharap sejumlah capaian yang berhasil dilakukan Pupuk Kaltim dapat membantu Rekind mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dikatakan Meizar, total karyawan Pupuk Kaltim saat ini telah memenuhi target transformasi bisnis. Optimalisasi kinerja di Pupuk Kaltim juga tercapai melalui berbagai upaya, diantaranya restrukturisasi organisasi dan transformasi digital. Begitu juga untuk pekerjaan di luar pabrik, Pupuk Kaltim memberlakukan pola staffing dengan meniadakan posisi kepala seksi kecuali beberapa hal yang berkaitan dengan otorisasi dokumen.
Begitu pula Kesekretariatan, Pupuk Kaltim telah memberlakukan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) yang dikembangkan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). “Walau jumlah karyawan menyesuaikan target transformasi bisnis, Pupuk Kaltim tetap memperhatikan regenerasi dan kompetensi,” kata Meizar. (*)